Postingan ini hanya berdasarkan pengalaman dan sudut pandang pribadi yang belum tentu sesuai untuk orang lain karena masing-maing orang memiliki kondisi yang berbeda. Tulisan ini aku buat dengan alasan untuk berbagi dan menguatkan para perempuan yang memiliki kondisi yang sesuai dengan judul tulisan ini. Minimnya tulisan mengenai ibu hamil yang bekerja dan kuliah juga salah satu alasan aku menulis di blog yang sudah lama gak aktif ini.
Untuk melatar belakangi tulisan ini, aku perlu menjelaskan kondisiku saat ini. Aku seorang guru yang bekerja fullt time di salah satu sekolah swasta di Surabaya dan seorang ilustrator freelance. Saat menulis blog ini aku baru saja menyelesaikan program S2 ku dan sedang hamil 9 bulan.
1. Selalu Bersyukur: Berkat /rejeki hampir selalu datang bersamaan dengan tuntutan tanggungjawab
Kita perlu bersyukur dengan segala sesuatu yang kita punya dan yang tidak bisa atau yang belum kita punya. Kita bisa mendapatkan pendidikan, kita bisa mencari nafkah, memenuhi kebutuhan keluarga dan calon buah hati kita, serta mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan diri. Secara tidak langsung, apa yang kita lakukan juga menjadi pendidikan bagi janin kita, ketika kita belajar di kampus dan menyelesaikan persoalan di pekerjaan.
2. Cerdik Mengatur Waktu dan Strategi
Aku pribadi mengatur skala prioritas diantara ketiga hal itu, yang pertama kehamilan, kedua adalah pekerjaan dan ketiga adalah kuliah, keempat adalah pekerjaan rumah. Prioritas ini sebagai tempat aku meletakkan fokus dan tanggungjawabku. Alasannya sederhana, selama hamil ibu tentu berbagi kehidupan dengan janin, keteledoran kita dapat berdampak pada buah hati kita terutama di kesehatan dan nyawa. Tentu karena ini menyangkut nyawa seseorang, maka aku meletakkan kehamilan sebagai fokus yang tidak bisa terlalu banyak diusik. Kedua adalah pekerjaan karena pekerjaan menyangkut banyak orang, yaitu partner kerja, pengguna jasa / produk kita dan mungkin kan sangat berdampak pada kelangsungan finansial keluarga kita. Ketiga adalah kuliah. Kuliah jadi prioritas ketiga karena tanggungjawab perkuliahan ada di diri sendiri dan yang pihak membiayai kuliah kita. Karena aku membiayai sendiri kuliahku, maka kesalahan apapun yang kubuat dalam perkuliahan aku sendirilah yang menanggung kerugiannya. Selain itu, kuliah juga memungkinkan kita untuk mengambil rehat / cuti. Keempat adalah pekerjaan rumah yaitu memasak dan bersih-bersih. Untuk hal ini kita bisa melakukannya sesuai dengan waktu dan tenaga yang masih kita punya, dengan bantuan suami dan anggota keluarga lainnya atau merekrut asisten.
Bagiku mengatur prioritas adalah hal utama dalam berstrategi sebelum masuk dalam strategi yang lebih mendetail. Mendetailnya strategi bisa tergantung dengan workflow masing-masing. Aku pribadi hamil dan kerja full time ketika masuk di semester 3 dan 4 sehingga perkuliahan tidak sepadat sebelumnya. Sehingga aku bisa mengatur waktu seperti ini:
Dini hari : memasak, dan bersiap bekerja
Pagi - sore hari : bekerja
Sore hari : bersih-bersih rumah dan persiapan masak untuk besok, termasuk belanja bahan
Malam hari : Istirahat dan jika dimungkinkan mengerjakan tesis, atau mengerjakan freelance jika memungkinkan
Untuk beberapa kegiatan kampus seperti internship atau mengurus berkas, dan ujian aku ijin di hari kerja. Oleh karena itu keterbukaan kepada atasan dan ijin atasan untuk kuliah sangatlah penting
3. Terbuka dengan Atasan, Rekan Kerja, dan Keluarga
Sebagai ibu hamil kita memiliki banyak keterbatasan dan membutuhkan bantuan serta support orang lain. Kita perlu terus mendengarkaan tubuh kita karena dampak kesehatan tidak bisa diabaikan sama sekali. Kita perlu berbicara pada suami atau anggota keluarga lain tentang keluhan tubuh kita, dan meminta bantuan mereka. Begitu juga pun pada rekan kerja dan atasan, berbicara jika kita merasakan keluhan badan, atau insiden di tempat kerja. Komunikasikan kepada mereka jika membutuhkan bantuan dan pemakluman. Dalam hal ini ijin kuliah dari tempat kerja akan sangat penting karena menjadi dasar untuk atasan memberikan ijin / pemakluman kepada kita mengenai perkuliahan.
Personally, atasan dan rekan kerjaku mengerti keadaanku sehingga selalu memberi ijin. Namun tentu ada triknya. Aku bekerja sebagai guru, maka aku mengusahakan untuk ijin di jam kosong atau jika pekerjaanku sudah selesai. Dengan begitu, pekerjaan kita tetap selesai dengan baik, tidak merepotkan orang lain dan kita tetap dipandang profesional.
4. Mau Berkorban
Tentu kita berhrap bahwa pekerjaaan kita selesai dengan baik, kuliah kita lancar selesai tepat waktu dan nilai baik, serta proses kehamilan kita lancar. Tapi bukankah kita terlalu serakah jika berambisi semua hal itu terjadi? Kita perlu bijak dalam meletakkan capaian atau standar untuk ketiga hal tersebut.
Terkait dengan prioritas, aku tidak masalah jika dalam pekerjaan tidak bisa menonjol seperti rekan lain, standart yang kupakai selama hamil dan kuliah S2 adalah: menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu sehingga tidak merugikan orang lain, itu saja. Melakukan extra miles dalam kondisi seperti ini tentu sangat sulit. Mengenai kuliah, standarku adalah mengerjakan semua tugas tepat waktu, dengan baik sesuai ketentuan. Mengenai tesis, terlalu banyak hal yng memengaruhi keberhasilan tesis kita. Sehingga aku pribadi tetap melakukan yang terbaik untuk mengerjakan tesis dan tidak mengijinkan diriku bermalas-malasan atau menunda mengerjakannya. Dan hingga saat ini, meskipun banyak hambatan, tesisku dan semua tugasku bisa berjalan dan selesai dengan lancar dengan IPK 4.0. Untuk pekerjaaan rumah, aku hanya melakukan sebisanya.
Berkorban di sini adalah berkorban ekspektasi. Menjadi excellent di semua hal tentu sangat baik dan menarik, tapi perlu kebijaksanaan karena ada si kecil yang hidupnya bergantung pada setiap tindakan kita
6. Disiplin dan Kerja Keras
Tidak ada waktu lagi untuk menunda melakukan sesuatu atau bermalas-malasan. Waktu senggang menjadi sangat berharga, oleh karena itu jika memiliki waktu senggang gunakan untuk istirahat sefisien mungkin atau menggunakannya untuk melakukan pekerjaan yang belum terkerjakan.
Membuat timeline atau checklist juga bisa membantu untukk mengetahui apa saja yang belum kita kerjakan dan kapan kita harus menyelesaikannya
7. Manajemen Stress
Memperhatikan diri sendiri juga sangat penting karena mood kita akan berpengaruh pada janin. Oleh karena itu tetaplah berpikir positif, optimis, dan memiliki harapan positif. Mengapresiasi diri sendiri dengan bijak atas kerja keras yang diberikan juga penting agar hati kita tetap bahagia.
Ketika awal tahu bahwa aku hamil tentu ini membahagiakan dan menjadi perjalanan yang berat. Tapi tak disangka kuliah bisa selesai tepat waktu dan kelahiran hanya menunggu beberapa minggu lagi. Tetap setia pada proses, dan hasil akan mengikuti. Semangat selalu untuk Bunda ya..
Comments
Post a Comment